DEFENISI
Letak sungsang adalah letak memanjang dengan
bokong sebagai bagian yang terendah (presentasi bokong). Angka kejadian 3 %
dari kehamilan ( DS Bratakoesoema,2005). Letak sungsang merupakan keadaan
dimana janin terletak memanjang dengan kepala di fundus uteri dan bokong berada
di bagian bawah kavum uteri, frekwensi 2-4 % (Hanifa,1992).
Menurut Collea (1994 ) Presentasi bokong adalah dimana fetus dalam
keadaan letak memanjang dengan bokong, lutut atau kaki sebagai bagian dari
presentasi dan sacrum sebagai dinominator.
Klasifikasi letak sungsang :
- Letak bokong murni (frank breech)
Bagian terbawah dari fetus adalah bokong, kedua
tungkai dalam fleksi dan sejajar toraks (Lutut ekstensi).
- Letak bokong sempurna (Complete Breech)
Fetus berada dalam posisi duduk dalam jalan
lahir, tetapi bokong masih merupakan bagian terbawah, seluruh anggota gerak
janin fleksi sempurna (tungkai dan lutut fleksi). Letak bokong murni dan letak
bokong kaki presentasi 75 %.
- Letak lutut
Adalah salah satu kaki fleksi penuh dan kaki lain
ekstensi pada panggul atau kedua kaki ekstensi pada panggul, presentasi 1 %
- Letak kaki ( Incomplete breech presentation)
Salah satu atau kedua kaki lebih inferior
dibanding dengan bokong dan akan menjadi bagian pertama yang lahir, presentasi
24 %.
- Presentasi Bokong kaki
Satu kaki fleksi penuh akan tetapi kaki lain
ekstensi pada paha dan lutut, jadi satu kaki terlihat sendiri di panggul.
Dari letak-letak ini, letak bokong murni paling
sering dijumpai. Punggung biasanya terdapat kiri depan. Frekwensi letak
sungsang lebih tinggi pada kehamilan muda (21-24 minggu) 33 %, dibanding
kehamilan aterm dan lebih banyak pada multigravida daripada primigravida (DS
Bratakoesoema,2005).
ETIOLOGI
Penyebab letak sungsang tidak begitu jelas.
Menjelang kehamilan aterm, kavum uteri telah mempersiapkan janin pada pososi
longitudinal dengan presentasi verteks. Presentasi bokong umumnya terjadi pada
kehamilan akhir trimester kedua atau menjelang aterm (Cuningham, 1995). Letak
janin dalam uterus tergantung pada proses adaptasi janin terhadap ruangan di
dalam uterus. Pada kehamilan sampai kurang lebih 32 minggu, jumlah air ketuban
relatif lebih banyak sehingga memungkinkan janin bergerak dengan leluasa.
Dengan demikian janin dapat menempatkan diri dalam presentasi kepala, letak
sungsang atau letak lintang. Pada kehamilan triwulan terakhir janin tumbuh
dengan cepat dan jumlah air ketuban relatif berkurang. Karena bokong dengan
kedua tungkai kaki yang terlipat lebih besar dari kepala, maka bokong dipaksa
untuk menempati ruang yang lebih luas di fundus uteri. Dengan demikian dapat
dimengerti pada kehamilan belum cukup bulan frekwensi letak sungsang lebih
tinggi, sedangkan pada kehamilan cukup bulan sebagian besar janin ditemukan
dalam presentasi kepala (Hanifa,1992).
Peyebab letak sungsang diantaranya :
Ø Penyebab yang dapat menghambat kebebasan garakan
janin dan terjadinya versi secara spontan untuk menjadi kepala :
- Prematuritas karena bentuk rahim relatif kurang lonjong, air
ketuban masih banyak dan kepala janin relatif lebih besar
- Plasenta previa karena menghalangi turunnya kepala ke dalam PAP
- Bentuk rahim yang abnormal seperti uterus bikornis
- Panggul sempit, walaupun panggul sempit penyebab letak sungsang
masih disangsikan beberapa ahli.
- Kontraksi panggul, karena kepala janin tidak dapat memasuki dasar
panggul.
- Fetal anomali dimana dapat membatasi aktifitas janin atau
mencegah engagement ke dalam pelvik seperti hidrosepalus.
- Kehamilan ganda yang menyebabkan terjadinya insufisiensi ruang
untuk berputar.
Ø Penyebab yang berhubungan dengan ruang yang
berlebihan dalam
uterus
- Grande multi , karena otot abdomen dan uterus yang melonggar atau
lemah.
- Polyhidramnion yang menyebabkan overdistensi uterus dan dapat
memberi kesempatan bagi janin untuk lebih bebas bergerak.
Ø Penyebab dari janin pada presentasi bokong
- Janin mati
- Penurunan aktifitas janin
- Terganggunya pertumbuhan janin dimana dihubungkan dengan kondisi
janin atau ibu yang mempunyai efek yang merugikan janin
- Tali pusat yang pendek sehingga membatasi gerak janin
- Janin prematur
- Kelainan bentuk kepala yaitu
anensephalus dan hidrosepalus karena bentuk kepala kurang sesuai
dengan bentuk PAP (DS Bratakoesoema,2005)
Ø Penyebab lain
- Keadaan jalan lahir, seperti kesempitan panggul, deformitas
panggul, terdapat tumor yang menghalangi jalan lahir dan perputaran
kepala.
FAKTOR PREDISPOSISI
- Usia kehamilan
- Relaksasi uterus yang disebabkan oleh :
-
multiparitas
-
Bayi multiple
-
Hidramnion
-
Oligohidramnion
-
Hidrosephalus
-
Anensephalus
-
Anomali uterus
-
Tumor panggul
- Riwayat persalinan bokong sebelumnya
- Inflantasi plasenta di daerah kornu fundus uteri karena plasenta
mengurangi luas ruangan di fundus.
- Plasenta previa (Cuningham,1995)
KOMPLIKASI
Ø Pada maternal
- Persalinan lama dan distress maternal
- Laserasi perinium yang berat
- Partus macet pada after coming head
- Infeksi akibat tingginya intervensi
- Intervensi operasi khususnya SC (Cuningham,1995)
Ø Pada janin
- Presentasi dan prolaps tali pusat
- Stress dan hipoksia janin
- Asfiksias neonatorum
- Luka lahir
- Kerusakan pada nervus
- Kerusakan atau ruptur pada bagian dalam abdominal pada saat
penanganan yang abnormal selama persalinan
- Perdarahan cerebral
- Infeksi neonatal dari ruptur dini ketuban atau tingginya angka
intervensi
TANDA DAN GEJALA
Ø Subjektif
- Pergerakan anak terasa oleh ibu di bagian perut bawah, dibawah
pusat dan ibu sering mengeluh merasa benda keras (kepala) mendesak tulang
iga.
- Merasa kesakitan ( kicking) di area servik atau rektal
- Pada primigravida tidak merasakan janin turun sebelum permulaan kelahiran
Ø Objektif
- Pada palpasi akan teraba bagian keras, bundar dan melenting pada
fundus uteri. Pungung anak dapat diraba pada salah satu sisi perut dan
bagian-bagian kecil pada pihak berlawanan. Diatas simpisis teraba bagian
yang kurang bundar dan lunak.
- Bunyi jantung terdengar pada punggung anak setinggi pusat.
- Pemeriksaan vagina biasanya akan menggambarkan bagian terendah
tidak mengalami engaded dan terasa lembut tanpa garis sutura atau
fontanel.
- Jika pembukaan sudah besar, pada pemeriksaan dalam dapat teraba 3
tonjolan tulang yaitu kedua tubera ossis ischii dan ujung os sacrum,
sedangkan os sacrum dapat dikenal sebagai tulang yang meruncing dengan
deretan prosesus spinosus ditengah-tengah tulang tersebut.
- Diantara tiga tonjolan tulang tadi dapat di raba anus dan
genitalia janin, tetapi jenis kelamin janin hanya dapat ditentukan jika
oedema tidak terlalu besar.
- Bokong harus dibedakan dari muka, karena letak muka jika caput
succedaneum besar, maka dapat disangka bokong karena kedua tulang pipi
dapat menyerupai tubera ossis ischii, dagu menyerupai os sacrum, sedangkan
mulut disangka anus. Yang menentukan ialah bentuk os sacrum yang mempunyai
deretan prosesus spinosus yang disebut Krista sakralis media.
- Pemeriksaan yang teliti untuk membedakan bokong dengan muka
adalah jari yang akan dimasukan ke anus mengalami rintangan otot,
sedangkan jari yang dimasukan ke dalam mulut akan teraba tulang rahang dan
alveola tanpa hambatan
- Pada letak bokong kaki teraba kaki disamping bokong. Perbedaan
kaki dan tangan :
- Pada kaki
terdapat kalkanues, jadi ada tiga tonjolan tulang adalah mata kaki dari
kalkaneus. Pada tangan hanya ada mata di pergelangan tangan.
- Kaki tidak
dapat diluruskan terhadap tungkai, selalu ada sudut
- Jari kaki jauh
lebih pendek dari telapak kaki (DS Bratakoesoema,2005)
- Perbedaan dalam periksa dalam :
-
Anus : lobang kecil, tulang (-), isap (-) mekonium
(+)
-
Mulut :
Menghisap, rahang dan lidah
-
Kaki : Tumit, sudut 90 derajat, jari-jari rata
-
Lutut :
Patela, poplitea
-
Tangan siku :
Jari panjang, tidak rata, patella (-)
- Pemeriksaan USG dan CT Scanning
USG merupakan pemeriksan ideal untuk memastikan
prakiraan klinis presentasi bokong dan juga untuk mengidentifikasi setiap
kelainan janin. Sayangnya USG tidak bisa digunakan untuk menentukan hubungan
antara ekstermitas bawah dengan panggul
janin. CT Scanning menggunakan teknik imaging dapat digunakan untuk memberikan
informasi tentang tipe presentasi bokong, ada tidaknya fleksi kepala bayi,
pengukuran panggul secara akurat (DS Bratakoesoema,2005 & Cuningham,1995
& Mochtar,1995)
PROGNOSIS
- Maternal
Karena frekwensi lewat operasi lebih tinggi termasuk
SC, maka morbiditas dan mortalitas maternal lebih tinggi terutama pada SC bukan
elektif (Collca,1980, Bingham,1987).Lama persalinan untuk nulipara 9,2 jam dan
untuk multipara 6,1 jam (Hall & Kohl,1956).
- Janin
Prognosis buruk disebabkan karena kesulitan
perinatal yaitu :
- Kelahiran
premature. Berat badan bayi lahir pada sungsang lebih kecil
dibandingkan bayi tidak sungsang. Nilai apgar lebih rendah.
- Kelainan
congenital sebesar 6,3 %
- Trauma lahir. Tank (1971) melaporkan sifat traumatic pada
organ sering ditemukan dengan urutan
frekwensinya adalah otak, tulang belakang, hati , kelenjar adrenal dan limpa.
Kasus adrenal idiopatik sering ditemukan pada riwayat presentasi sungsang.
Tempat lain yang mengelami cedera akibat persalinan pervaginam adalah pleksus
brachialis dan pharing dalam bentuk robekan. Kandung kemih dapat pecah bila
dalam keadaan distensi. Tindakan traksi dapat merusak muskulus sternomastiodeus
bila tidak cepat ditangani akan menyebabkan tortikolis
- Bayi
Pada bayi yang dilahirkan dengan SC tidak
menjamin hasil lebih baik karena perasat pengeluaran bokong pada SC serupa
dengan persalinan sungsang lewat vagina (Green,1882). Angka asfiksi relatif
sama pada SC dan trauma serta kematian menurun (Cuningham,1995).
Kematian bayi dengan letak sungsang 3 kali lebih
besar dibandingkan bayi dengan letak kepala. Penyebab kematian bayi pada letak
sungsang :
- Setelah pusat
lahir, kepala anak mulai masuk ke dalam rongga panggul sehingga tali pusat tertekan
antara kepala dan rongga panggul. Diduga bahwa kepala harus lahir dalam 8 menit
sesudah tali pusat lahir supaya bayi dapat lahir selamat.
- Pada letak
sungsang dapat terjadi perdarahan otak karena kepala dilahirkan dengan cepat
-
Dapat terjadi
kerusakan tulang belakang karena tarikan badan bayi
- Pada letak
sungsang lebih sering terjadi tali pusat menumbung karena bagian depan anak
kurang baik menutup bagian bawah rahim
Angka kesakitan meningkat disebabkan :
-
Fraktur
humerus dan klavikula pada waktu melahirkan lengan
- Paralisis
lengan karena tekanan atau tarikan pada fleksus brachialis pada waktu
melahirkan kepala dengan cara mauricau (DS Bratakoesoema,2005)
MASALAH PADA PERSALINAN PERVAGINAM
Kelahiran bokong akan menarik umbilicus dan
mendorong tali pusat masuk ke panggul sehingga tali pusat tertekan. Karena itu
begitu bokong telah melewati introitus vagina, perut,dada, lengan dan kepala
harus segera dilahirkan. Hal ini mengakibatkan kelahiran bagian-bagian tersebut
secara berturut-turut menjadi kurang tertekan. Pada bayi aterm tahapan molase
kepala sangat penting agar kepala berhasil melewati jalan lahir. Persalinan
terlambat beberapa menit karena aftercoming head menyesuaikan dengan panggul
ibu, padahal hipoksia dan asidosis bertambah berat. Persalinan juga akan
menyebabkan trauma karena penekanan,traksi atau kedua-duanya.
Pada bayi premature perbedaan ukuran kepala dan bokong lebih besar
daripada bayi atrem.Bokong dan ekstermitas bawah bayi premature dapat melewati
serviks uteri dan dilahirkan, padahal serviks belum membuka secara adekuat
untuk dilewati kepala bayi tanpa trauma (Bodmer,1986). Pada keadaan ini insisi
Duhrseen pada serviks dapat dilakukan.
INDIKASI SEKSIO
CESARIA
- Presentasi bokong dengan bayi besar. Fortney (1986) melaporkan bahwa bayi dengan BB 3500 gram atau lebih sebaiknya dilakukan SC meskipun ibu tampak adekuat. Penilaian dilakukan bila kepala bayi masih dapat digerakan dengan bebas pada fundus uteri. Penggunaan USG dapatmembantu walaupun tingkat kesalahannya tinggi bila dibandingkan dengan letak verteks
- Presentasi bokong dengan kelainan bentuk panggul. Panggul platipeloid secara khas menyempit pada diameter anteriposteriornya sehingga kurang baik untuk aftercoming head. Panggul android mempunyai bagian depan yang sempit sehingga keadaan PAP kurang sesuai dengan ukuran yang ditunjukan dengan diameter panggul
- Presentasi bokong dengan kepala hiperekstensi. Sebab hiperekstensi tidak diketahui, pada persalinan pervaginan akan menyebabkan kerusakan medulla spinalis servikalis. Hiperekstensi diketahui apabila sudah ada tanda persalinan.
- Presentasi bokong belum inpartu, tetapi ada indikasi maternal dan
fetal seperti hipertensi atau KPD.
- Presentasi bokong dan disfungsi uterus. Paul ( 1982) melaporkan bahwa induksi persalinan diikuti persalinan pervaginan mengakibatkan terjepitnya aftercoming head.
- Presentasi bokong kaki. Kemungkinan tertekannya tali pusat yang menumbung atau kemungkinan terlilitnya tali pusat pada ekstermitas ketika bokong mengisi rongga panggul.
- Presentasi bokong. Janin baik tatapi premature > 26 minggu, ibu dalam proses persalinan aktif dan bayi harus segera dilahirkan. Pada bayi premature aftercoming head dapat tertahan oleh serviks uteri karena penipisan dan dilatasi seviks yang meskipun sudah cukup untuk lewatnya bagian dada , masih belum cukup untuk lewatnya kepala yang kurang dapat terkompresi pada bayi premature. Konsekwensinya terjadi hipoksia dan trauma fisik.
- Presentasi bokong dengan retrdasi pertumbuhan berat
- Presentasi bokong dengan riwayat kematian dan trauma perinatal
- Presentasi bokong dengan permintaan sterilisasi (Cuningham,1995)
INDIKASI PERSALINAN PERVAGINAM
- Panggul tidak sempit saat dilakukan pemeriksaan pelvimetri.
Persalinan kepala sebelumnya tidak menjamin pangul tak sempit pada
persalinan sungsang (Bistolleti,1981).
- Bayi tidak besar < 3500 gram
- Sudah terlihat persalinan spontan dengan adanya penipisan dan
dilatasi serviks yang teratur serta
penurunan bokong melaui jalan lahir
- Tersedia penolong yang terampil dan persiapan tindakan resusitasi
(Cuningham,1995)
PERGERAKAN PERSALINAN SUNGSANG
- Desent. Desent terjadi dengan peningkatan fleksi. Bokong anterior yang menjadi bagian terdepan.
- Putaran paksi dalam pada bokong. Ketika bokong mencapai dasar panggul, bokong akan berputar sejauh 1/8 lingkaran pada sisi kiri panggul ibu dan menjadi melintang pada batas bawah simpisis.
- Kelahiran panggul. Bokong aterior keluar dibawah arkus pubis, kemudian dengan melakukan gerakan fleksi lateral, bokong posterior menekan sweeps past perinium dan bokong lahir.
- Restitusi bokong. Restitusi ini dilakukan untuk mencegah agar tidak terjadi torsi. Bokong anterior kembali berputar sejauh 1/8 lingkaran kesamping kiri.
- Putaran dalam bahu
- Kelahiran bahu. Bahu anterior keluar dibawah arcus pubis, kemudian dengan gerakan fleksi lateral, bahu posterior menekan sweeps past perinium dan bahu lahir.
- Putaran paksi dalam kepala. Kepala memasuki panggul dengan sutura sagitalis diameter transversa pada panggul dan oksiput berada pada kanan panggul.
- Lahir kepala. Daerah sub-oksipital pada kepala keluar di bawah arkus pubis dan tengkuk terlihat dijalan lahir. Dengan gerakan fleksi, dagu, wajah dan sinsiput menekan perinium dan kepala lahir.
PENATALAKSANAAN
1. Dalam
Kehamilan
Deteksi dini
oleh bidan
-
Konfirmasi
umur kehamilan
-
Pemeriksaan
luar
-
Mengenali
faktor resiko
-
Diagnosis
-
Melakukan
koreksi sesuai kemampuan dengan posisi kneces
-
Konseling
-
Rujukan
(MNH,2002)
- Memperbaiki letak janin dalam kehamilan sebelum persalinan
terjadi dengan melakukan versi luar dilakukan oleh ginekolog.
-
Versi adalah
tindakan untuk mengubah presentasi janin secara artifisial baik melalui
pergantian kutub yang satu dengan yang lainnya pada letak longitudinal atau
konversi letak obliq atau letak lintang menjadi letak logitudinal. Versi
terbagi 2 :
Ø Versi luar adalah tindakan manipulasi yang
dilakukan melaui dinding abdomen
Ø Versi dalam adalah pemutaran janin dengan cara
memasukan tangan ke dalam rongga rahim. (Cuningham,1995)
-
Tujuan :
merubah presentasi menjadi letak kepala
-
Ketentuan
:
Ø Pada kehamilan antara 34-38 minggu. Pada
kehamilan < 34 minggu belum perlu dilakukan, karena kemungkinan janin akan
memutar sendiri, kehamilan > 38 minggu sulit dilakukan karena janin sudah
besar dan cairan ketuban relatif berkurang
Ø Versi luar tidak boleh dipaksakan karena mungkin
ada faktor-faktor seperti bentuk rahim atau tali pusat pendek, karena kalau
dipaksakan dapat terjadi kerusakan pada anak dan solutio plasenta. Versi luar
sering gagal pada plasenta letak di depan.
-
Kesulitan
dalam versi luar :
Ø Dinding perut tegang seperti pada primigravida
Ø Perasaan takut dan nyeri
Ø Anak dengan letak bokong murni
Ø Tali pusat pendek
Ø Kelainan rahim seperti uterus bikornis,
subseptus, atau mioma uteri
Ø Implantasi plasenta di depan
-
Kontra
indikasi versi luar
Ø Tekana darah tinggi karena mudah terjadi solutio
plasenta
Ø Parut pada dinding rahim seperti bekas SC atau
luka enukleasi mioma
Ø Panggul sempit absolut
Ø Kehamilan ganda
Ø Polihidramnion karena sukar dilakukandan mudah
berputar kembali
Ø Hidrosepalus
Ø Perdarahan ante partum
Ø Bunyi jantung janin buruk
-
Tehnik versi
luar :
Ø Diagnosis letak sudah pasti
Ø Lakukan pemeriksaan DJJ dan harus dalam keadaan baik
Ø Kandung kemih kosong
Ø Posisi dorsal rekumben
Ø Mobilisasai yaitu membebaskan bokong
Ø Sentralisasi yaitu kepala dan bokong anak
dipegang dan didekatkan satu sama lain hingga badan anak membulat sehingga
lebih mudah diputar
Ø Versi yaitu janin diputar segingga kepala anak
terdapat dibawah, atur putara hendaknya ke arah yang mudah dan yang paling
sedikit tekanannya. Jika ada pilihan, putar janin ke arah perutnya supaya tidak
terjadi depleksi dan janin tidak menunggangi tali pusat.
Ø Versi luar tidak boleh dipaksakan apabila
terdapat tahanan
Ø Periksa kembali DJJ, jika DJJ memburuk putar
kembali ke posisi semula ( DS Bretakoesoema,2005 & Hanifa,1992)
2. Dalam
Persalinan
Deteksi dini
oleh bidan
-
Konfirmasi
umur kehamilan
-
Pemeriksaan
luar
-
Mengenali
faktor resiko
-
Pemeriksaan
dalam
-
Diagnosis
-
Memberikan
pertolongan awal bila keadaan dan
kemampuan memungkinkan
-
Konseling
-
Rujukan
(MNH,2002)
- Persalinan dilakukan di
rumah sakit dengan fasilitas operasi dan kegawat daruratan neonatal,
dilakukan oleh ginekolog kolaborasi dengan pediatrik
- Versi luar masih mungkin dilakukan pada pasien inpartu , dengan
syarat :
-
Pembukaan <
3-4 cm
-
Ketuban masih
utuh
-
Bokong anak
masih dapat dibebaskan
- Letak sungsang biasanya lahir spontan, karena jangan terlalu
lekas bertindak
- Penolong harus bersikap konservatif sampai puasat lahit setelah
tali pusat lahir tali pusat dilonggarkan dan bayi harus lahir 8 menit
setelah pusat lahir
- Indikasi pembukaan lengkap biasanya lebih pendek dibanding letak
kapala
- Persiapan persalinan
-
Pemantau
persalinan dengan partograf
-
Pemantauan
kondisi kelainan janin
-
Pemberian
cairan infus dan pemeriksaan laboratorium
-
Pemantau
DJJ dan his secara elektronis
-
Persiapan
tenaga dan alat kegawatdaruratan
-
Pemutusan cara
persalinan
-
Dilatasi
cervik sempurna
-
Proporsi
panggul dengan ukuran janin
-
Pengosongan
kandung kemih
-
Lakukan
episiotomi apabila diperlukan
-
Dukungan yang
efektif bagi ibu
-
Posisi
persalinan litothomi
- Dokter harus
dihubungi dan mendampingi untuk pertolongan persalinan (Varney,1997)
- Pertolongan persalinan sungsang di bagi sebagai berikut:
-
Pertolongan
persalinan spontan
Persalinan terjadi secara spontang tanpa tarikan
ataupun manipulasi selain menyangga bayi yang dilahirkan, biasanya ditolong
secara Breech. Jarang terjadi pada persalinan sungsang aterm.
-
Ekstraksi
partial dengan manual aid
Bayi dilahirkan spontan sampai umbilicus, tetapi
bagian tubuh lainnya diekstraksi
-
Ekstraksi
total
Seluruh tubuh bayi dilakukan ekstraksi
-
Seksio
Caesaria (DS Bratakoesoema,2005 & Cuningham 1995 )
- Syarat pimpinan meneran pada kala II
Ø Pembukaan lengkap
Ø Bokong hodge 3 +
Ø Ketuban pecah spontan atau dipecahkan
pada sat pembukaan lengkap
Ø Hati-hati prolaps talipusat
Ø Hati hati Aftercoming Head
- Persalinan spontan secara Breech
Persalinan sungsang spontan hanya dilakukan bila
TBJ pada primipara < 3500 gram pada multi < 4000 gram serta tidak ada
penyulit lain. Pada primipara selalu didahului dengan episiotomi (DS
Bratkoesoema,2005).
Perasat Breech (1936) adalah upaya merangsang tenaga alami yang
memungkinkan persalinan berlangsung spontan hingga umbilicus. Badan bayi
kemudian dipertahankan –bukan ditekan- pada simpisis ibu. Tenaga yang digunakan
harus setara dengan tenaga gaya berat. Tindakan mempertahankan posisi saja akan
memperkuat efek kontraksi uterus dan penekanan suprapubik oleh asisten sudah
cukup untuk meyelesaikan persalinan spontan (Cuningham,1995)
Pada pertolongan secara Breech setelah bokong anak lahir bokong diangkat
ke atas searah dengan punggung anak supaya badan anak searah dengan paksi jalan
lahir dan tidak dilakukan tarikan.
Tehnik persalinan secara Breech dimulai setelah bokong anak lahir,
bokong dipegang dengan kedua tangan sedemikian rupa sehingga kedua ibu jari
pada permukaan belakang pangkal paha dan 4 jari-jari lainnya pada permukaan
bokong. Jila kaki sudah lahir, bokong dipegang sedemikian rupa hingga kedua ibu
jari terletak pada lipat paha dan jari
lainnya mengenggam bokong. Bokong ini dibawa ke atas, ke arah perut ibu dan
sedikit ke kiri atau ke kanan sesuai dengan letak punggung anak. Sama sekali
tidak boleh dilakukan tarikan karena tarikan, dapat menyebabkan lengan dapat
menjungkit. Bokong ini terus dibawa ke arah perut ibu sampai kepala lahir. (DS
Bratkoesoema,2005).
Keuntungan :
- Tangan penolong tidak masuk jalan lahir sehingga mengurangi
resiko insfeksi.
- Mendekati persalinan fisiologik
- Mengurangi trauma pada janin
Kerugian :
- 5-10 % mengalami kegagalan
- Tidak dilakukan pada pangul sempit, janin besar, jalan lahir kaku
seperti pada primipara, lengan menjungkit.
Mekanisme dan manuver tangan
pada persalinan sungsang secara Breech
Mekanisme Persalinan
|
Manuver Tangan
|
1.
Terjadi
penurunan
|
Langkah
1,2,3 tidak membutuhkan manuver
tangan. Apabila janin tidak turun, pertimbangan CPD atau hidrocepalus
.Gagalnya penurunan mungkin berhubungan dengan efek fiksasi ketika presentasi
breech jelas dan ekstensi dari kaki melintasi abdomen bayi yang menghambat
dan menghalangi gerakan janin. Mengunakan manuver Pinard akan membantu
mengeluarkan janin dengan presentasi brach dan dapat membawa turun kaki dan
tungkai kaki dengan demikian terdapat perubahan dari presentasi breech ke
presentasi kaki. Hal ini dilakukan dengan :
· Dengan menggunakan tangan pemeriksa
mengikuti sisi posterior paha atas dari
bokong ke popliteal fosa di belakang lutut.
Ibu
jari pemeriksa akan berada pada posisi
anterior paha
· Gerakan kaki
ke samping menjauh dari
garis
tengah tubuh bayi sambil menekan
poplitea fosa.
Hal
ini menyebabkan kaki tertekuk,
dengan demikian membawa kaki yang
sebelumnya berada sejajar dengan wajah
bayi
dan sulit dijangkau, akan turun
ketempat dimana pemeriksa memegangnya.
· Bawa kaki turun dengan menarik melewati
abdomen bayi, dalam rentang gerak normal
dan
tarik kebawah untuk supaya
pemeriksa dapat
mengeluarkannya
· Ulangi untuk paha, kaki dan tungkai yang lain
|
4. Melahirkan bokong dengan fleksi lateral.
Ketika lahir dengan spontan, pinggul posteror lahir lebih dulu, pinggul
anterior berada bawah simpisis pubis dan membantu sebagai pont pivotal untuk
lfleksi lateral .yang diperlukan pinggul posterior agar dapat mengikuti kurva
karus dan akhirnya dapat lahir. Kaki dan tungkai biasanya mengikuti kalahiran
dengan presentasi breech dan lahir spontan
|
4. Manuver tangan sebaiknya tidak menyentuh
bayi. Kecuali jika untuk memperluas kaki mencegah fleksi lateral bayi untuk
mengeluarkan bokong.
Pada keadaan ini manuver Pinard dilakukan untuk
melahirkan kaki,tungkai dan bahu. Selama penurunan CPD harus sudah diatasi.
|
5. (a) Rotasi eksternal bokong 45 ‘ dari RST ke RSA
(b)
Engagement bahu dengan diameter
bisacromial dan diameter obliq kanan dari pervik ibu. Ada 2 mekanisme yaitu dengan adanya rotasi eksternal pada bokong akan terbukti jelas bahwa bahu masuk ke pelvic, dan
tubuh meluruskan dengan penurunan bahu.
Setelah engagement, bahu mengalami penurunan
dengan cepat.
|
5. Lakukan manuver tanpa menyentuh bayi , rasolnalisasinya :
-
Tidak ada kebutuhan sampai
bayi lahir mencapai umbilicus. Setelah
itu sisanya harus dilakukan, bayi membutuhkan 3-4 menit untuk lahir guna
mencegah anoxsia dan kerusakan otak
-
Menggunakan bantuan tangan
untuk mengeluarkan bayi sampai umbilicus menyebabkan lengan terangkat sebagai
bentuk refleks, sehingga akan memperluas keatas menyebabkan kesulitan
kelahiran , kepala akan tetekuk sehingga menyebabkan masalah yang serius pada
kelahiran kepala.
-
Menjaga dilatasi cerviks
mengurangi kemungkinan cerviks menjepit kepala dan leher
Menggunakan handuk hangat dan
kering. Ketika bayi lahir sampai umbilicus , tekan untaian tali pusat untuk
mencegah stress insersi sealama kelahiran sisa badan bayi , menempatkan
handuk akan membuat bayi hangat dan memberikan pegangan yang kuat untuk
keamanan sepanjang kelahiran.
|
6. Rotasi eksternal bahu 45’ membawa diameter
bisacromial janin dari diameter obliq ke diameter anterior
dari pelviki ibu. Hal ini membuktikan secara ektsernal tubuh memutar dan
sacrum kembali pada posisi RST dari posisi RSA.
|
6. setelah kelahiran umbilical. Penolong menekan ke bawah dan ke
atas sambil melakukan rotasi internal terhadap bahu dengan cara merotasikan
tubuhnya sehingga sakrum kembali berotasi dari RSA ke RST. Lakukan dengan
hati-hati tanpa cedera pada organ dalam. Penempatan kedua tangan pada tulang
sangat penting.
-
Pegang bayi
pada bagian paha dengan kedua ibu jari pada daerah sacroiliac dan jari-jari
pada kepala iliac
-
Lanjutkan
sampai terlihat tidak hanya setengah scapula yang rendah pada anterior bahu,
tetapi juga pada axial
|
7. Kelahiran pada bahu dengan fleksi lateral.
Ketika lahir spontan, anterior bahu terletak dibawah simpisis dan bekerja
sebagai point pivotal pada fleksi lateral yang dibutuhkan untuk melahirkan
bahu posterior melalui kurva karus. Kelahiran bahu anterior diikuti kemudian
oleh tubuh
|
7. Tidak masalah bahu dilahirkan lebih dulu,
mekanismenya :
-
Pegang bayi
pada satu tangan dengan jari telunjuk diantara kaki dan jari tengah dan ibu
jari mengelilingi kaki
-
Pegang bayi
pada kakinya. Tarik abdomen bayi ke dalam paha ibu
-
Gunakan bahu
posterior diatas perineum sampai lahir, diikuti dengan lengan dan tangan pada
sisi yang sama
-
Jika perlu,
seperti ketika lengan menjadi ekstensi, kelurkan lengan sebagai berikut :
masukan jari-jari tangan penolong ke dalam vagina, ikuti humerus posterior
lengan sampai merasakan siku, gunakan jari-jari sebagai belat lengan dan
tarik lengan bayi ke bawah melintasi dada bayi untuk dilahirkan.
-
Sekarang
tekan dan tarik bayi ke bawah untuk mengeluarkan bahu anterior,lengan dan
tangan. Untuk menekan tarikan kebawah, sekali lagi letakan tangan penolong
pada pingul bayi seperti pada langkah 6
-
Jika
diperlukan seiring lengan menjadi ekstensi, keluarkan lengan dahulu sama
seperti langkah 7 point 4.
-
Jika
terdapat lengan nuchal, upaya untuk mengeluarkannya dengan cara seperti pada
langkah diatas tidak berhasil, lakukan langkah berikut : pegang bayi dengan
meletakan tangan penolong pada pinggul bayi, seperti pada langkah 6.
Rotasikan badan bayi sejauh 90’ sampai 180 ‘ kearah lengan yang terletak di
belakang kepala, sampai lengan dapat dikeluarkan dari belakang kepala.
Prosedur ini diakhiri dengan pergeseran badan bayi yang berotasi dengan
rongga vagina, kearah yang mendorong siku mendekati wajah dan lengan
meletakan lengan pada posisi yang dapat dikeluarkan. Keluarkan lengan seperti
pada langkah 7 point 4. Jika kedua lengan adalah lengan nuckal, ulangi proses
ini untuk tangan yang lain, rotasikan bayi kearah yang diindikasikan setelah
tangan yang satu berhasil dikeluarkan.
-
Jika
tindakan ini gagal, patahkan lengan dengan cara mengaitkan jari pada lengan
dan tarik. Trauma ini diindikasikan ketika pertimbangan dapat mengancam jiwa
bayi. Fraktur yang terjadi biasanya pulih tanpa menimbulkan kecacatan.
|
8. Engagemen
kepala terjadi pada sutura sagitalis pada diameter melintang kiri atau
tranversal dan oksiput sisi kanan pelvic. Kepala fetus masuk ke pelvik
setelah rotasi internal bahu.
|
8. tekanan supra pubik dilakukan untuk menjaga
fleksi normal kepala bayi. Penolong membutuhkan bantuan asisten untuk
melakukan tekanan suprapubik, Lakukan sampai kepala lahir.
|
9. Rotasi internal dari kepala 45’ atau 90’
membawa sutura sagitalis dari diameter melintang atau diameter tranversal,
berturut-turut kedalam diameter anteroposterior pevis ibu dengan oksiput pada
posisi anterior dan dahi pada lubang sakrum panggul ibu. Putaran ini
menyebabkan badan bayi eksternal lahir
secara rotasi , sehingga diameter bisakromial bahu masuk ke dalam
lempeng horisontal ibu dan sakrum langsung posisi anterior ( punggung bayi
menghadap ke atas )
|
9. Melakukan perputaran kepala untuk posisi
oksiput di depan
-
Genggam bayi
dengan menempatkan tangan penolong pada panggul bayi seperti langkah 6.
-
Lihat
perputaran bayi dengan mengamati perputaran eksternal
-
Jangan
biarkan kepala berotasi ke posisi oksiput posterior akibat rotasi punggung
secara posterior. Jika hal ini terjadi cegah dengan merotasikan bayi sehingga
punggung berada pada posisi anterior. Rotasikan kepala secara posterior
sehingga oksiput berada pada posisi posteroir dan dagu menghadap simpisis
pubis, akan menyulitkan serta membahayakan kelahiran kepala.
|
10. Kelahiran kepala dengan tindakan fleksi
|
10. Penting menjaga kepala bayi tetap fleksi
dengan terus menekan suprapubik dan penggunaan manuver mauricau (Veit
Smellie)
-
Satu tangan
diletakan didalam vagina, dengan telapak menghadap ke muka bayi. Letakan jari
telunjuk pada mulut bayi, tekan punggung jari ke maksila yaitu melawan
langit-langit rongga mulut. Jari ini akan menjaga kepala tetap fleksi. Cegah
jari-jari tidak tergelincir, tidak menekan dan tau menarik mandibula dan
dasar lidah, karena menyebabkan cedera serius. Gunakan tangan yang lain untuk
meyokong badan bayi, dengan posisi badan bayi menunggangi lengan penolong.
-
Letakan
tangan penolong yang lain pada punggung atas, kaitkan jari telunjuk pasa
salah satu bahu dan kaitkan jari tengah penolong ke bahu disisi leher
sebelahnya. Tangan ini digunakan untuk menekan dan menarik. Kaitkan jari
penolong sejauh mungkin dari leher untuk menghindari takanan pada nervus
pleksus servikal atau brahial. Pegang bahu dengan ibu jari dan jari-jari
lainnya.
-
Modifikasi
manuver mauricau mencakup : penempatan jari telunjuk dan jari manis pada
rahang atas di kedua sisi hidung dan jari tengah pada mulut bayi. Pilihan
lain dengan meletakan jari telunjuk dan jari manis pada daerah infraorbital
dan jari tengah pada mulut bayi, namun penolong harus berhati-hati dalam
meletakan jari-jari agar tidak membahayakan mata bayi. Modifikasi ini
memungkinkan menekan traksi oleh tangan yang ada di bawah. Ekstensi satu atau
dua jari tangan yang ada di punggung leher bayi di bawah simpisis pubis dan
oksiput, sehingga leher akan terbelat, menjaga kepala tidak terekstensi dan
mempermudah flkesi.
-
Tarik bahu
bayi keatas dan kebawah dengan tangan penolong sampai daerah suboksipital
tampak dibawah simpisis pubis.
-
Tarik bahu
keatas sambil menaikan badan bayi sehingga dagu, mulut,
hidung,mata,dahi,fontanelanterior,fontanel posterior dan oksiput mengikuti
kurva karus, dan akhirnya lahir, sementara kepala tetap dalam keadaan fleksi
sewaktu lahir.
-
Keluarnya
kepala dikendalikan oleh tekanan tangan. Jika langkah ini dilakukan terlalu
cepat dan kepala muncul dengan cepat, kerusakan intrakranial dapat terjadi
dan apabila terjadi terlalu lambat adanya hipoksia perlu diperhatikan.
|
(Varney, 1997 & Hanifa , 1992)
- Persalinan sungsang dengan Ekstraksi Partial menggunakan teknik
Manual Aid
Biasanya letak sungsang dapat lahir spontan
sampai pusat lahir karena rintangan baru timbul pada kelahiran bahu. Ekstraksi
partial dengan manual aid dilakukan
karena sebagian tubuh anak sudah lahir.
Tehnik manual aid dengan cara panggul dipegang sedemikian rupa sehingga
ibu jari berdampingan pada os sacrum, kedua jari telunjuk pada krista iliaka,
dan jari lainnya menggenggam bokong dan pangkal paha. Kemudian dilakukan
tarikan ke bawah kearah kaki penolong sampai ada rintangan. Pada saat ini dapat
melahirkan bahu dengan cara :
- Cara klasik (Deventer)
Cara ini digunakan apabila terjadi kesulitan bahu
masih tinggi yang diketahui dari adanya ujung distal scapula di bawah simpisis,
lengan dilahirkan dengan cara klasik. Dalam hal ini kita lahirkan tangan
belakang dulu, untuk itu kita akan masukan tangan yang sesuai dengan tangan
anak yang akan dilahirkan untuk memperluas daerah yang akan dimasuki tangan
penolong. Tangan kiri penolong melahirkan tangan kiri anak, tangan kanan
penolong melahirkan tangan kanan anak. Tangan penolong yang lain memegang kedua
kaki anak dengan ibu jari telunjuk diantara kedua maleolus internus kaki anak
serta jari-jari lainnya menggenggam kedua kaki tersebut.Kaki dibawa keatas ke
arah yang berlawanan dengan bahu yang akan dilahirkan. Jari telunjuk dan jari
tengah penoling menyusuri punggung anak dan scapula anak hingga ke lengan atas
yang akan dilahirkan sampai kelipatan siku, kemudian kedua jari penolong tadi
diletakan sejajar dengan lengan bekerja sebagai spalk. Setelah itu lipat siku
ditekan sedemikian rupa dan lengan anak digerakan dengan bantuan kedua jari
yang bekerja sebagai spalk tadi sedemikian rupa seolah-olah anak itu menghapus
mukanya, menyusuri dadanya, dan akhirnya lengan dan bahu lahir. Untuk
melahirkan bahu depan, kaki anak dipindahkan ke tangan yang lain dan dibawa ke
kanan belakang kearah yang berlawanan dengan tempat dimana bahu depan ( bahu
kanan anak terletak di kiri depan ) dan kemudian lengan depan dilahirkan
sebagaimana kita melahirkan lengan belakang. Setelah kedua bahu lahir kepala
anak dilahirkan dengan perasat Mauricau. Jika kepala anak sulit dilahirkan lakukan
perasat De Lee yaitu pasang speculum pada dinding vagina belakang yang ditekan
kebawah supaya hidung dan mulut anak bebas dan anak dapat bernafas walaupun
kepala belum lahir.
Cara klasik digunakan jika bahu masih tinggi.
- Cara Muller
Cara ini digunakan bila terjadi kesulitan
melahirkan bahu pada saat bahu depan sudah berada dibawah simpisis. Lengan
depan dilahirkan terlebih dahulu kemudian lengan belakang. Keuntungan cara Muller adalah jari tidak masuk ke
dalam jalan lahir kemungkinan infeksi kurang.
Cara muller digunakan jika bahu terhenti di pintu
bawah panggul.
- Cara loevset
Cara ini digunakan untuk melahirkan kedua bahu.
Bahu belakang janin selalu berada lebih rendah daripada bahu depan karena
lengkungan jalan lahir, sehingga bila bahu belakang diputar kedepan dengan
sendirinya akan lahir dibawah simpisis. Setelah sumbu bahu janin terletak dalam
letak muka belakang, dengan kedua tangan pada bokong, tubuh janin ditarik
kebawah sampai ujung bawah skapula depan terlihat di bawah simpisis. Kemudian
tubuh janin diputar dengan cara memegang dada dan punggung oleh kedua tangan
sampai bahu belakang terdapat di depan dan tampak di bawah simpisis, dengan
demikian lengan depan dapat dikeluarkan dengan mudah. Bahu yang lain yang
sekarang menjadi bahu belakang, dilahirkan dengan memutar kembali tubuh janin
kearah yang berlawanan, sehingga bahu belakang menjadi bahu depan dan lengan
dapat dilahirkan dengan mudah.
Keuntungan :
- Sederhana dan
kegagalan kecil
- Tangan
penolong tidak masuk ke dalam jalan lahir sehinggaresiko insfeksi minimal
- Teknik melahirkan dengan lengan menjungkit (
Nuchal Arm)
Menolong persalinan letak bokong dengan tarikan
ringan sampai skapula lahir. Sampai batas ini tubuh bayi diputar sehingga
diameter bisakromalis dalam posisi anteriposterior. Sebatas aksila bahu siap
dilahirkan. Traksi berlebihan untuk melahirkan bahu menyebabkan lengan
tertinggal di atas kepala dan tersangkut lengannya di leher (Nucahal arm).
Untuk itu penolong meletakan dua jari sepanjang humerus dan mengusapkan ke muka
dan dada bayi sampai lahir lengan tersebut sambil didorong keatas. Humerus bayi
harus di splint dengan jari penolong dan bukan digaet. Nuchal arm kadang-kadang
dapat dibebaskan dengan memutar badan bayi searah dengan jari bayi menunjuk,
sehingga tangan yang menjungkit dapat terbebas melewati muka bayi.
- Tehnik melahirkan kepala
- Cara mauriccau-veit-smellie
Tangan penolong dimasukan kedalam jalan lahir,
jari tengah dimasukan kedalam mulut, jari telunjuk dan jari manis pada maksila,
jari lain mencrengkam leher. Badan bayi diletakan diatas lengan bawah penolong
seperti menunggang kuda. Talipusat dilonggarkan. Jari telunjuk dan jari tengah
penolong dari lengan yang lain memcengkram leher bayi dari arah punggung,
mempertahankan posisi leher dan mencegah terjadinya defleksi atau hiperekstensi
kepala. Kedua tangan penolong menarik kepala janin curam ke arah bawah , bila
suboksiput tampak dibawah simpisis, kemudian kepala janin digerakan keatas
dengan suboksiput sebagai hipomoklion, sehingga lahir kapala seluruhnya.
- Cara Najouk
Kedua tangan penolong mencengkram leher bayi dari
arah depan dan belakang. Kedua tangan penolong menarik bahu curam kebawah, dan
asisten membantu mendorong kepala bayi kearah bawah dari tekanan suprasimpisis.
- Cara Praque terbalik
Cara ini dipakai bila oksiput dengan ubun-ubun
kecil berada di belakang dekat sakrum dan muka bayi menghadap simpisis. Satu
tangan penolong mencengkram leher dari arah bawah dan punggung bayi diletakan pada
telapak tangan penolong. Tangan penolong lain memegang kedua pergelangan kaki.
Kaki ditarik keatas bersamaan dengan tarikan pada bahu bayi, sehingga perut
bayi mendekati perut ibu. Dengan laring sebagai hipomoklion kepala bayi dapat
dilahirkan.
- Persalinan sungsang dengan ekstraksi total
·
Dahulu dikenal
dengan ekstraksi pada bokong dan kaki, namun angka kesakitan dan kematian
anak tinggi sehingga cara ini sudah
ditinggalkan (DS Btarkoesoema,2005 & Hanifa,1992)
Tehnik Ekstraksi Kaki (Pinard)
- Tangan penolong masuk mencari bokong, pangkal paha sampai lutut,
mengabduksi dan fleksi pada paha janin sehingga kaki bawah menjadi
fleksi. Tangan yang di luar menekan fundus kearah bawah. Setelah kaki
bawah fleksi, pergelangan kaki dipegang dan dituntun keluar dari vagina
sampai batas lutut. Kedua tangan penolong memegang betis, kaki di tarik
curam ke bawah sampai pangkal paha lahir. Pangkal paha di tarik curam ke
arah bawah sampai trochanter depan lahir, disusul rtocanter belakang dan
bokong lahir. Tangan penolong memegang fumero-pelvik dan ditarik curam
kebawah sampai umbilikus lahir. Untuk melahirkan bahu, lengan dan kepala
dilakukan pertolongan secara manual aid.
Tehnik Ekstraksi Bokong
·
Dilakukan pada
presentasi bokong murni dan bokong sudah berada di dasar panggul. Jari telunjuk
penolong yang searah dengan bagian kecil janin dimasukan ke dalam jalan lahir
dan di letakan pada lipat paha. Lipat paha di tarik curam ke bawah. Setelah
trochanter depan dilahirkan, maka jari telunjuk yang lain segera mengait lipat
paha belakang, dan tarik curam ke bawah sampai bokong lahir. Tangan penolong
memegang femuro-pelvik bayi dan melahirkan bayi dengan cara manual aid.
Prosedur Persalinan Bayi Sungsang
A. Persetujuan
tindakan medik
B. Persiapan
sebelum tindakan
1.
Pasien
1)
Ibu dalam posisi litotomi
2)
Mengosongkan kandung kemih, rectum serta
membersihkan daerah perineum dengan antiseptik
2.
Instrumen
a.
Perangkat untuk persalinan
b.
Perangkat untuk resusitasi bayi
c.
Uterotonika (Ergometrin maleat, Oksitosin)
d.
Anestesi lokal (Lidokain 2%)
e.
Cunam Piper. Jika tidak ada sediakan cunam
panjang
f.
Semprit dan jarum no 23 (sekali pakai)
g.
Alat-alat infus
h.
Povidon Iodin10%
i.
Perangkat Episiotomi dan penjahitan luka episiotomi
3.
Penolong
1)
Pakai baju dan alas kaki ruang tindakan, masker
dan kaca mata pelindung.
2)
Cuci tangan hingga siku dengan sabun di bawah air
mengalir.
3)
Keringkan tangan denga handuk DTT.
4)
Pakai sarung tangan DTT/steril.
5)
Memasang duk (kain penutup).
C.
Tindakan Pertolongan Persalinan Partus Sungsang
1) Lakukan priksa
dalam untuk menilai besarnya pembukaan, selaput ketuban dan penurunan bokong
serta kemungkinan adanya penyulit
2) Instruksikan
pasien agar mengedan dengan benar selama ada his. Mengedan dengan benar : mulai
dari menarik napas dalam, katupkan mulut, upayakan tenaga mendorong ke abdomen
dan anus. Kedua tangan menarik lipat lutut, angkat kepala dan lihat ke pusat.
3)
Pimpin
berulang kali hingga bokong turun ke dasar panggul. Lakukan episiotomi saat
bokong membuka vulva dan perineum sudah tipis.
4)
Melahirkan
bayi :
a.
Cara Breech
·
Segera setelah
bokong lahir, bokong dicekam secara breech ( kedua ibu jari penolong sejajar
dengan panjang paha, jari-jari yang lain memegang daerah panggul ). Sementara
langkah ini dilakukan, seorang asisten melakukan perasat wigand M wingkel.
·
Jangan melakukan
intervensi, ikut saja proses keluarnya janin. Bila terdapat hambatan pada
tahapan lahir setinggi scapula, bahu dan kepala maka segera lanjut ke metode
manual aid yang sesuai.
·
Longgarkan
tali pusat setelah lahirnya perut dan sebagian dada.
·
Lakukan
hiperlordosis janin pada saat angulus scapula inferior tampak dibawah simpisis
(dengan mengikuti gerak rotasi anterior yaitu punggung janin didekatkan kearah
perut ibu tanpa tarikan) disesuaikan dengan lahirnya badan bayi.
·
Gerakan keatas
hingga lahir dagu, mulut, hidung, dahi dan kepala. Pada umumnya bayi
denganpresentasi bokong memerlukan perawatan segera setelah lahir sehingga
siapkan keperluan tersebut sebelum memimpin persalinan.
·
Letakan bayi
di perut ibu, bungkus bayi dengan handuk hangat, bersihkan jalan napas bayi
oleh asistent, tali pusat dipotong.
·
Setelah asuhan
bayi baru lahir, berikan pada ibu untuk laktasi / kontak dini.
·
Bila pada
tahap ini ternyata terjadi hambatan pengeluaran saat tubuh janin mencapai
daerah scapula inferior, segera lakukan pertolongan dengan cara klasik atau
muller (manual aid).
b.
Cara Klasik
· Pengeluaran
bahu dan tangan secera klasik dilakukan jika dengan cara breech bahu dan tangan
tidak bisa lahir.
· Segera setelah
bokong lahir, bokong dicekam dan dilahirkan sehingga bokong dan kaki lahir.
·
Tali pusat
dikendorkan.
· Pegang kaki
pada pergelangan kaki dengan satu tangan dan tarik keatas dengan tangan kiri
dan menariknya kearah kanan atas ibu, untuk melahirkan bahu kiri bayi yang
berada dibelakang. Selanjutnya dengan tangan kanan dan menariknya kearah kiri
ibu, untuk melahirkan bahu kanan bayi yang berada dibelakang.
· Masukan dua
jari tangan kanan atau kiri (sesuai letak bahu belakang) sejajar dengan lengan
bayi, untuk melahirkan lengan belakang bayi.
·
Setelah bahu
dan lengan belakang lahir kedua kaki diterik kearah bawah kontra lateral dari
langkah sebelumnya untuk melahirkan bahu dan lengan bayi depan dengan cara yang
sama.
· Bila pada
tahap ini, sulit untuk melahirkan bahu belakang maka lakukan dengan cara muller
(melahirkan bahu depan terlebih dahulu).
c.
Cara Muller
· Pengeluaran
bahu dan tangan secara muller dilakukan jika dengan cara breech bahu dan tangan
tidak bisa lahir.
·
Melahirkan
bahu depan terlebih dahulu dengan menarik kedua kaki dengan cara yang sama
seperti klasik, kearah belakang kontra lateral dari letak bahu depan.
· Setelah bahu
dan lengan depan lahir, dilanjutkan langkah yang sama untuk melahirkan bahu dan
lengan belakang.
d.
Cara Lovset
·
Dilakukan bila
ada lengan bayi yang terjungkit dibelakang kepala / nuchal arm.
·
Setelah bokong
dan kaki bayi lahir, memegang bayi dengan kedua tangan
· Memutar bayi
180 derajat dengan lengan bayi yang terjungkit kearah penunjuk jari tangan yang
nuchal.
· Memutar
kembali 180 derajat kearah yang berlawanan ke kiri atau ke kanan. Beberapa kali
hingga kedua bahu dan lengan dilahirkan secera klasik/muller.
e.
Ekstraksi kaki
·
Dilakukan bila
kala II tak maju atau tampak gejala kegawatan ibu-bayi. Keadaan janin / ibu
yang mengharuskan bayi segera dilahirkan.
·
Tangan kanan
masuk secara obstetric menelusuri bokong, pangkal paha sampai lutut, kemudian
melakukan abduksi dan fleksi pada paha janin sehingga kaki bawah menjadi
fleksi, tangan yang lain mendorong fundus kebawah. Setelah kali fleksi
pergelangan kaki di pegang dengan dua jari dan dituntun keluar dari vagina
sampai batas lutut.
·
Kedua tangan
penolong memegang betis janin, yaitu kedua ibu jari diletakan dibelakang betis
sejajar sumbu panjang paha dan jari-jari lain didepan betis, kaki ditarik curam
kebawah sampai pangkal paha lahir.
·
Pegangan
dipindah ke pangkal paha setinggi mungkin dengan kedua ibu jari dibelakang
paha, sejajar sumbu panjang paha dan jari lain didepan paha.
·
Pangakal paha
ditarik curam kebawah sampai trochanter depan lahir. Kemudian pangkal paha
dengan pegangan yang sama dielevasi keatas hingga trochanter belakang lahir.
Bila kedua trochanter telah lahir berarti bokong lahir.
·
Sebaliknya
bila kaki belakang yang dilahirkan lebih dahulu, maka yang akan lahir lebih
dahulu ialah trochanter belakang dan untuk melahirkan trochanter depan maka
pangkal paha diterik terus curam kebawah.
·
Setelah bokong
lahir maka dilanjutkan cara B atau C atau D.
f.
Tehnik
Ekstraksi Bokong
· Dikerjakan
jika presentasi bokong murni dan bokong sudah turun di dasar panggul, bila kala
II tidak maju atau tanpa keadaan janin atau ibu yang mengharuskan bayi segera
dilahirkan.
· Jari telunjuk
penolong yang searah dengan bagian kecil janin, dimasukan kedalam jalan lahir
dan diletakan dilipatan paha bagian depan. Dengan ajari ini lipat paha / Krista
illiaka dikait dan ditarik curam kebawah. Untuk memperkuat tenaga-tenaga
tarikan ini, maka tangan penolong yang lain mencekam pergelangan tadi adan
turut menarik curam kebawah.
·
Bila denga
tarikan ini trochanter depan mulai tampak dibawah simpisis, maka jari telunjuk
penolong yang lain mengkait lipatan paha ditarik curam kebawah sampai bokong
lahir.
· Setelah bokong
lahir bayi dilahirkan secara B atau C atau D. Ekstreksi bokong lebih
berat/sukar daripada ekstreksi kaki, oleh karena itu perlu dilakukan perasat
Pinard pada presentasi bokong murni.
g.
Cara
melahirkan kepala
·
Cara Mauricau
1. Dilakukan bila
bayi dilahirkan secara manual aid bila dengan breech kepala belum lahir.
2.
Letakkan badan
bayi diatas tangan kiri sehingga badan bayi seolah-olah menunggang kuda.
3.
satu jari
dimasukan di mulut dan dua jari dimaksila
4.
Tangan kanan
memegang/mencengkram bahu tengkuk bayi
5.
Minta seorang
asisten menekan fundus uteri.
6.
bersamaan
dengan adanya his, asisten menekan fundus uteri, penolong persalinan melakukan
tarikan ke bawah sesuai arah sumbu jalan lahir dibimbing jari yang dimasukan
untuk menekan dagu/mulut.
·
Cunam Piper
1.
Digunakan
kalau pengeluaran kepala bayi dengan breech atau mauricau gagal
2.
Tangan dan
badan bayi dibungkus kain steril, diangkat ke atas, cunam piper dipasang
melintang terhadap panggul dan kepala kemudian ditarik.
D.
Manajemen kala
III
1)
Lahirkan
plasenta secara spontan atau manual bila ada indikasi
2)
Luka
episiotomi/robekan perineum dijahit
3)
Beri
uterotonika
4)
Awasi kala IV
5)
Lakukan
pemeriksaan dan pengawasan masa nifas
E.
Dekontaminasi
F.
Cuci tangan
pasca tindakan
G.
Perawatan
pasca tindakan
1)
Periksa
kembali tanda-tanda vital pasien, catat kondisi dalam laporan yang tersedia
2)
Beritahu
pasien dan keluarganya bahwa tindakan telah selesai dilaksanakan dan masih
memerlukan perawatan
3)
Jelaskan pada
pasien tentang perawatan, pengobatan, pemantauan dan gejala yang harus diwaspadai.
DAFTAR PUSTAKA
·
Ben-Zion
Taber MD, Kapita Selekta Obstetri dan Ginekologi, EGC 1994
· Buku Acuan
Nasional Pelayanan Kesehatan Maternal dan Neonatal, Yayasan Binapustaka Sarwono Prawiroharjo, 2003
· Buku Panduan Praktis Pelayanan Kesehatan Maternal dan
Neonatal, Yayasan Binapustaka Sarwono Prawiroharjo, 2002
·
Dinan S.
Bratakoesoema , Obstetri Patologi, edisi II ,EGC,2005
·
Hanifa
Wiknjosastro, Ilmu Kebidanan, Yayasan Binapustaka Sarwono Prawiroharjo,
1994
·
Helen Varney, Varney’s
Midwiferry, 1997
·
Pedoman
Diagnosis dan Terapi Obstetri dan Ginekologi RSHS, FK UNPAD, 2005
·
Rustam
Muchtar, Sinopsis Obstetri, EGC, 1998
Tidak ada komentar:
Posting Komentar